Friday, August 13, 2004

OLIMPIADE

London, 13 Agustus 04

Setelah 28 abad melanglang buana, akhirnya Olimpiade kembali ke tanah kelahirannya, Atena, Yunani. Hellas. Demikian orang-orang Yunani menyebut negerinya yang konon indah dengan Acropolis-nya, simbol kota Atena. Pembukaan Olimpiade malam ini juga ditonton oleh teman-teman satu flat saya dengan berbagai komentar. Secara umum komentar soal pembukaan Olimpiade adalah sangat bagus dan spektakuler. Tapi ini memang benar menurut pandangan saya , bukan hanya karena dua orang teman flat saya berasal dari negeri mitologi tersebut.

Sambil termenung dengan pikiran masing-masing, kami berempat minus Kate yang sedang liburan di Kroasia dengan sang pacar, layar televisi bekas 14 inch yang kami letakkan di dapur menjadi pusat perhatian. Sementara layar laptop yang sejak siang tadi sudah menghiasai meja makan terbengkalai dengan sendirinya. Hanya Olimpiade yang bisa mengalahkan konsentrasi disertasi malam ini.

Tim Indonesia juga terlihat di antara barisan-barisan atlit. Wajah Hari Sabarno juga menghiasi layar dengan senyum khas-nya di bangku VIP. Bangga juga sih, paling tidak karena bendera Indonesia terlihat di layar televisi di London. Bravo, bravo!

Lupakan disertasi dan tontonlah Olimpiade. Agaknya selama tiga minggu ke depan ini bakal terjadi. Apalagi mengingat jumlah mahasiswa negeri dewa tersebut termasuk banyak di Goldsmiths. Saya sendiri sampai terbiasa dengan bahasa Yunani, parakalo, eufkaristo polis (mudah-mudahan ejaannya benar) dan serentetan kata-kata lain yang tidak mungkin dipublikasikan saking kasarnya. Belum termasuk masakan musaka, humus, keju feta ataupun olive oil asli.

Yang jelas, apabila tadi malam kami semua terlihat serius dengan tumpukan buku dan laptop masing-masing di dapur, malam ini fokus utama sudah berubah. Demikian spektakulernya upacara pembukaan Olimpiade di Atena. Kembang api yang menakjubkan, penyalaan api olimpiade yang spektakuler sampai runtutan negara-negara di mana Olimpiade pernah dilaksanakan dan sempat terhenti selama perang dunia pertama dan kedua berlangsung. Bikin merinding.

Sempat terlintas dalam pikiran saya adalah, saat nama-nama kota penyelenggara Olimpiade disebutkan, terbayang kapankah Jakarta atau kota lainnya di Indonesia dapat menjadi tuan rumah penyelanggara Olimpiade. Mungkin saja sang Gubernur Jakarta bakal punya proyek baru. Taruhlah misalnya Jakarta terpilih jadi tuan rumah Olimpiade. Yang jelas tim manager atlit Amerika dan Inggris bakal minta penjagaan ekstra VIP. Mungkin dikawal pake panser segala dari airport ke hotel. Di Yunani saja mereka sudah minta pengawalan macem-macem, apalagi di negara yang dianggap dunia sebagai sarangnya teroris? Mungkin ini bisa dijadikan poll pemirsa di televisi, seandainya Jakarta jadi tuan rumah Olimpiade. Atau ketimbang mempermasalahkan persoalan rumah tangga artis, satu tabloid harusnya mengadakan riset soal ini, dan mengharapkan jawaban dari sms pembaca, ketimbang mempertanyakan opini publik lewat sms, kenapa si artis anu tidak mau mengakui siapa ayah dari anaknya.

Tapi yang pasti, Yunani adalah bintang di dunia olahraga tahun ini setelah sukses menaklukan Portugal di final Piala Eropa 2004. Bravo Hellas!!