Thursday, March 17, 2005

ADA APA DENGAN DPR KITA...???

17 Maret 2005
Hahahahahhaaaaaaaaa……..Itulah tertawa saya yang paling lepas selama melihat liputan soal ricuh sidang DPR yang ditayangkan kembali oleh satu televisi swasta. Terutama karena soundtract yang diambil adalah lagu yang lagi ngetop-ngetopnya, Ada Apa Denganmu-nya Peterpan. Sementara judulnya juga dibikin kocak DPR, Ada Apa Denganmu.

Dulu kalau lihat sidang semasa Suharto, bisa-bisa menguap atau bahkan pesawat televisi dimatikan karena tidak ada pilihan channel lain karena semuanya harus menayangkan para anggota dewan yang dengan lancarnya berkata “Setujuuuuuu…..” Mana berani ngetawain sidang yang bak panggung sandiwara tersebut. Kalau sekarang beda. Sejak jaman tergulingnya Suharto, siaran langsung di gedung MPR/DPR para anggota dewan menjadi lebih vocal dan malah kebablasan. Yang hasilnya membuat orang prihatin atau tertawa geli.

Kali ini sidang DPR yang membahas bisa atau tidaknya harga BBM yang sudah naik diturunkan, juga menjadi tontonan yang asik dan menggelikan. Pasalnya, selain tidak ada keputusan yang dihasilkan, arena paripurna di Nusantara II yang megah berubah menjadi arena adu jotos. Dan ini bukan yang pertama kalinya. Bahkan di sesi pembahasan BBM yang sudah berlangsung awal minggu ini, sudah pernah juga pertunjukan baku hantam antar anggota terjadi.

Padahal tadi saya baru saja menjadi penterjemah pelatihan ILO soal penyelesaian konflik antar buruh dan pengusaha. Kata si pengajar, ada empat tahap yang paling baik dalam penyelesaian konflik yaitu pertama, konsensus atau dialog, kalau tidak selesai maka harus ditempuh tahap hak atau membawa konflik ke pengadilan, yang ketiga adalah tahap kekuasaan, misalnya dengan mogok kerja, dan yang keempat penghindaran (avoidance) atau terjemahannya, anjing menggonggong kafilah berlalu, cuek aja ntar juga hilang sendiri. Kalau berkaca dari penyelesaian empat tahap ini, maka DPR kita sudah masuk ke tahap konsensus, tapi gagal, so, alih-alih masuk ke tahap pengadilan, mendingan langsung ke tahap kekuasaan saja, yaitu adu jotos.

Panggung politik Indonesia memang lagi seru-serunya. Para anggota dewan yang mewakili kita sudah tidak malu-malu lagi membawa adegan “panas” karena emosi yang tak tertahankan dengan saling berteriak, dorong-dorongan dan pukul-pukulan. Gimana juga mau bikin udang-undang. Atau mungkin bagaimana mau percaya, wong pada begajulan begitu saat proses pembuatan keputusan.