Sunday, April 03, 2005

HAPPY BIRTHDAY, (MY) LIFE

Sunday, 3 April 05
Wow, how time flies! Kalau pake istilah “kemarin”-nya orang Jawa, mungkin saya akan bilang, kayaknya baru kemarin saya lulus SMA, kayaknya baru kemarin saya bikin skripsi untuk lulus S1 di UI, kayaknya baru kemarin saya melamar pekerjaan, kayaknya baru kemarin…dst…dst…. Sekarang saya sudah di awal tigapuluhan, lengkap dengan embel-embel master degree sebagai atribut tambahan yang membanggakan Ibu saya apabila bergosip di arisan dengan para tetangga, punya pekerjaan lumayan meski sebagai seorang tenaga lepas, simpanan cukup, dan pusing memikirkan cicilan mobil dan angan-angan memiliki tempat tinggal. So classic…! Saya kadang merasa, saya sudah masuk stereotype kaum menengah yang terperosok dalam kapitalisme.

Saya benci stereotype, apalagi kalau sampai melekat di saya, tapi apa daya, beberapa kriteria masuk ke dalam hidup saya tanpa saya minta, setelah tigapuluh dua tahun bekerja keras. Bekas teman flat saya masa sekolah di London pernah menggambarkan bahwa hidup tenang berarti,”Small studio apartment, morning coffee and newspaper, and mortgage…” Ada benarnya, saat ini meski tidak hidup di studio apartment, paling tidak pagi-pagi memang saya pasti minum teh atau kopi sambil membaca koran dan memikirkan bagaimana bayar cicilan hutang bulan depan….

Ulang tahun memang hari khusus, tapi kadang bagi saya this is just another day, meskipun saya tetap senang kalau dapat ucapan selamat dari teman dan kerabat. Pastilah saya merenungkan apa saja yang sudah dan belum saya kerjakan setiap ada tambahan umur. Dan pasti yang keluar adalah daftar panjang dari apa yang belum saya lakukan. Namun saya tidak pernah menyambut setiap awal April tiap tahunnya sebagai hari yang selalu saya nanti-nantikan. Bukan karena sebel karena usia bertambah, tapi lebih karena suka ngerasa belum ada apa-apanya. Buat saya ulang tahun semacam peringatan, hey, you haven’t done this and that, honey! Beware!

Kalau tahun lalu wish saya adalah, lulus kuliah program master saya sewaktu saya di negeri dingin, tahun ini wish saya agak banyak. Hal ini lebih dikarenakan saya kembali menikmati hidup single dan bertemu teman-teman lama dan baru sesuka hati saya dan melakukan aktifitas baru dan lama tanpa harus mencocokan dengan schedule pasangan. Jadi, karena banyaknya kegiatan dan teman, wishes saya agaknya sama panjang dengan daftar what I haven’t done tadi. Kata sahabat saya, behaviour saya ini disebabkan karena memang saya saja yang lagi kurang kerjaan. Sudah melakukan semua dan sekarang bete enggak tahu mau ngapain lagi…

Sayangnya, beranjaknya usia tahun ini dibarengi dengan wafatnya sang uskup Agung, Paus Yohannes Paulus II di Vatikan sana, selain juga adanya keprihatinan soal gempa di Nias, dan adanya huru-hara penertiban petugas kamtib terhadap para pedagang kaki lima, disusul dengan kabar tukang bubur ayam yang bunuh diri setelah razia kamtib. Jadi, buat saya tahun ini tidak penting gembar-gembor pesta, apalagi menyayikan lagu Happy Birthday yang notabene tidak saya sukai iramanya (kalau ini ada cerita sendiri, dulu waktu lagi senang-senangnya dugem dan jojing di dance floor-nya franchise café ternama di Bali, saya suka kesal kalau lagi asik-asiknya jojing dengan lagu-lagu ber-beat cepat, tahu-tahu vokalisnya berhenti hanya untuk menyayikan Happy Birthday karena salah satu pengunjung ada yang berulangtahun. Sejak itu saya tidak menyukai lagu itu).

Anyhow, life has been so wonderful and friendly. Meski pernah juga ada masa-masa sulit yang saya lalui, namanya juga hidup, saya bersyukur dapat melalui tahun-tahun saya dengan hepi. Saya hanya berharap seperti tahun-tahun sebelumnya bahwa semua wishes saya akan terwujud (biasanya sih begitu). Happy Birthday Life!